fbpx

Modernisasi bukan Westernisasi

“belajarlah dari barat, tapi jangan jadi peniru barat. Melainkan jadilah murid dari timur yang cerdas.” -Tan Malaka-

Pendidikan memiliki peran penting untuk menghadirkan generasi baru yang siap bersaing dalam menghadapi tantangan zaman (modernisasi). Namun harus juga tetap berbasis pada kearifan lokal atau yang sering kita sebut dengan local wisdom. Sehingga kemajuan zaman tak bisa mengikis habis apa yang sudah menjadi nation character  kita.

Namun, fakta hari ini institusi pendidikan yang mampu menghadirkan metode yang berbasis pada kearifan local masih bisa di hitung dengan jari. Karena institusi pendidikan hari ini lebih mengarah pada konsep-konsep westernisasi. Sehingga tak heran,  banyak generasi muda yang enggan untuk menggunakan kebudayaanya (katakanlah etika dan bahasa) karena di anggap kolot da tertinggal.

Sementara bagi saya modernisasi bukanlah westernisme. Seperti yang ditulis Nurcholis pada artikel yang berjudul “modernisasi ialah rasionalisasi, bukan westernisasi.” yang di tulisnya pada tahun 1968. Inti jawaban tercakup dalam kesimpulan sikapnnya:

“kita sepenuhnya berpendapat bahwa modernisasi ialah rasionalisasi yang di topang oleh dimensi-dimensi  moral, dengan berpijak pada prinsip iman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi kita juga sepenuhnya menolak pengertian yang mengatakan bahwa modernisasi ialah westernisasi, sebab kita menolak westernisme. Dan westernisme yang kita maksudkan itu ialah suatu way of life, dimana factor paling menonjol ialah sekularisme dengan segala percabangan. “

Menjunjung Tradisi Leluhur

Kampung inggris pare mungkin menjadi satu-satunya di Indonesia yang menyediakan tempat kursus bahasa mulai dari Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Germany dan masih banyak lagi. Kampung yang terletak di desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kediri ini pastinya sudah banyak yang tahu dan tak asing lagi.

Meskipun Kampung Inggris ini terkenal dengan kursus bahasa asing, namun secara konsep pembelajaran tetap bertumpu pada adab-adab yang itu merupakan ciri dari karakter kebudayaan kita. Misalkan tetap menghormati guru meskipun muridnya lebih tua dari guru, menghargai satu sama lain, dan penuh dengan toleransi.

Mengapa Saya berani mengatakan seperti ini? Sebab ketika saya mengambil Program Kecakapan Kerja (PKK)  dan intitusi pendidikanya bernama “Mahesa Institute”. saya tidak hanya memahami bahasa inggris secara benar, namun juga disarankan bagaimana menghargai bahasa keseharian kita yaitu: bahasa daerah masing-masing dan bahasa Indonesia (bahasa pemersatu).

Saya tidak akan sebut satu persatu nama guru tersebut  tapi saya ucapkan terima kasih serta sami’na wa ato’na atas segala kebaikan dan ilmu yang di transfernya pada saya. Sekali lagi saya masih ingat betul bagaimana Mr Ibad selaku tutor grammar mewanti-wanti agar tetap menggunakan bahasa keseharian meskipun kita bisa berbahasa inggris yang fasih. “gunakan bahasa inggris pada tempatnya semisal bicara dengan orang-orang asing dan untuk keseharian kita di rumah tetaplah menggunakan bahasa kebudayaan kita.”

Tidak hanya itu program yasinan dan tahlil menjadi agenda rutin di masing-masing camp dan itu sebagai pembutian jika Kampung Inggris Pare tetap memegang teguh tradisi yang ada.

 

Penulis: Abd. Wafi || Editor: Khoir

 

Pencarian terkait :

Mahesa | Mahesa Pare | Mahesa Institute | Kampung Inggris | Kursus Inggris | Bahasa Inggris | Pare | Kediri | Kampung Inggris Pare | Pare Kampung Inggris | Belajar Bahasa Inggris | Inggris | Kursus Bahasa Inggris Murah | Kursus Bahasa Inggris Keren | Kursus Bahasa Inggris Seru | Kursus Bahasa Inggris Terbaik | Belajar TOEFL | Belajar Grammar | Belajar Speaking | Belajar | Writing | Belajar IELTS | Belajar Pronunciation | Belajar Vocaburary | Kursusan Kampung | Inggris | Liburan di Kampung Inggris | Kursusan Murah Kampung Inggris | Grammar | Speaking | TOEFL

 

 

Related Post
Pronunciation British vs American

Pernahkah kalian belajar pronunciation dan bingung membedakan aksen British dan American ? dan mulai menanyakan manakah yang benar? Memang bahasa Read more

Study Banding SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung

Bertepatan tanggal 13 November 2018, Mahesa Institute berkesempatan bertemu teman-teman dari SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampunguntuk study banding ke Kampung Read more

Program Favorit bulan Mei 2019 || MAHESA INSTITUTE

Hari Rabu bertepatan dengan tanggal 8 Mei 2019 merupakan program awal pembelajaran yang dimajukan yang biasanya periode 10 di Mahesa Read more

LIBURAN CERDAS DI KAMPUNG INGGRIS

...Liburan sekolah mau ke mana? ...Mau ngapain 2 minggu di rumah? ...Bagaimana cara liburan yang efektif? Tidak terasa musim libur Read more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *